13 Mei 2015

[Gnome Asia 2015 day 2] Diskusi dengan Board Member Gnome Foundation

Hari ketiga (Day 2) Gnome Asia diawali dengan keynote speech dari Board Member Gnome Foundation yaitu Ekaterina Gerasimova dan Tobias Mueller. Keynote speech diisi dengan perkenalan mengenai Yayasan Gnome. Setelah memperkenalkan Gnome Foundation kepada peserta, Tobi dan Ekaterina mengajak seluruh peserta untuk berdiskusi, keduanya turun dari atas panggung agar lebih dekat dengan seluruh peserta.

Dalam diskusi ini Tobi mempersilakan seluruh peserta untuk mengajukan pertanyaan, komentar atau apapun mengenai Gnome. Pertanyaan dari salah satu peserta, "Dari mana asal nama Gnome?". Ekaterina menjawab bahwa pemilihan nama Gnome terjadi begitu saja, tanpa ada filosofi atau alasan khusus.

Pertanyaan berikutnya datang dari peserta yang sudah lama tidak memakai DE gnome. Dia terkesan dengan modifikasi radikal dari gnome 2 ke gnome 3. Dia menanyakan pemikiran apa saja yang menjadi landasan desain gnome 3. Kembali Ekaterina yang menjawab pertanyaan. Ekaterina mengatakan bahwa Gnome ingin membawa pengalaman menggunakan komputer ke tahap lebih lanjut. Gnome ingin meninggalkan penggunaan tampilan yang "klasik" dalam sebuah sistem operasi. Tampilan klasik yang dimaksud adalah tampilan gaya Windows 7 kebawah, dimana desktop terdiri dari sebuah taskbar dan tombol menu utama. Gnome ingin meninggalkan hal-hal seperti ini. Karena itulah desain Gnome 3 terasa berbeda sekali dengan Gnome 2.  Kesan pribadi saya, Gnome 3 terasa seperti sebuah DE yang berbasis keyboard dan bisa dioperasikan sepenuhnya dengan keyboard. Saya merasakan lebih efektif dalam penggunaan Gnome 3 karena tangan tidak berpindah-pindah antaara keyboard ke mouse dan juga sebaliknya.

Saya sendiri mengajukan komentar mengenai Gnome. Pertama saya berkomentar mengenai konfigurasi Gnome yang kurang fleksible. Memang benar ada Gnome Tweak Tool untuk pengaturan gnome lebih lanjut. Dan kita bisa menginstall extension untuk menambah atau mengurangi fitur default di gnome. Tapi menurut gnome secara default harus menyediakan fitur pengaturan yang lebih flexible. Secara garis besar, Tobi setuju degan komentar saya ini. Tobi mengatakan bahwa Gnome akan lebih memikirkan mengenai aplikasi dan fitur default yang seharusnya ada di gnome. Bahkan menurut Tobi, extension-extension yang spopuler dan selalu diinstall akan dimasukan ke dalam inti gnome.

Komentar saya yang kedua adalah mengenai title bar di gnome 3 yang rasanya telalu banyak memakan tempat. Untuk komentar yang ini pun Tobi setuju dengan saya. Tobi mengatakan titlebar yang terlalu besar akan mengurangi ruang untuk konten yang bisa ditampilkan di dalam jendela aplikasi.

Sementara cuma ini yang saya ingat, kalau ada pembaca yang mengikuti acaranya, dan ingin mnambahkan, silakan tulis di komentar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar